Rabu, 18 September 2013

Seni tari Ranup Lampuan

seni tari ranup lampuan kota aceh


Ranup Lampuan adalah kesenian tari yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam. Tari ini merupakan visualisasi dari salah satu filosofi hidup warga Aceh, yakni menjunjung keramah-tamahan dalam menyambut tamu.Ranup (atau ranub) dalam Bahasa Aceh memang berarti sirih, sementara lampuan terdiri dari dua kata, yakni (lam) yang artinya dalam, dan (puan) yang berarti tempat sirih khas Aceh. Tarian ini diciptakan oleh Yusrizal (Banda Aceh) kurang lebih pada 1962 (Burhan, 1986; 141). Tak lama setelah populer di Banda Aceh, tari ini berkembang di berbagai daerah lainnya di Nangroe Aceh Darussalam.
Tari Ranup Lampuan yang dibawakan oleh 7 penari perempuan ini diciptakan dengan iringan musik modern (band atau orkestra), namun dalam perkembangannya, Ranup Lampuan lebih sering diiringi musik tradisional khas Aceh, “Serune Kalee”, sebagaimana diusulkan sejumlah pihak pada waktu itu. 

Setiap gerakan dan atribut dalam tarian ini mengandung makna simbolik. Sebagai gambaran, seluruh gerakan dalam tari ini dibawakan dengan tertib dan lembut sebagai ungkapan keikhlasan menerima tamu. Terdapat juga gerakan salam-sembah dengan tangan mengayun ke kiri, ke kanan, dan ke depan sebagai perlambang kekhidmatan mempersilakan para tamu untuk duduk. Lantas, sirih dalam puan pun dihidangkan secara nyata oleh para penari kepada tamu yang mereka sambut. Dalam masyarakat Aceh, sirih dan puan merupakan perlambang kehangatan persaudaran.

Selain sebagai tarian ternyata Ranup Lampuan juga digunakan sebagai upacara dalam pernikahan, sunatan, bahkan ketika menguburkan jenazah.

Selamat Hari Batik Nasional 2 oktober 2013

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Hal ini berdasar...