Senin, 16 September 2013

bagaimana mengatasi susah tidur/insomnia

cara mengatasi insomnia

Insomnia adalah keadaan dimana waktu yang dibutuhkan untuk jatuh tertidur lebih dari 30 menit, efisiensi tidur (waktu tidur/ waktu di tempat tidur) kurang dari 85%, atau gangguan tidur lebih dari 3 kali per pekan. Seseorang dikatakan mengalami gangguan tidur jenis insomnia primer jika keluhan utama berupa tidur nonrestorative atau kesulitan dalam memulai atau mempertahankan tidur, serta gangguan ini sudah berlangsung setidaknya 3 kali dalam sepekan selama 1 bulan. Istilah “primer” menunjukkan bahwa insomnia yang terjadi disini bukan disebabkan oleh kondisi fisik atau mental tertentu. Seseorang yang mengalami insomnia primer, biasanya berkeinginan untuk bisa cukup tidur. Namun demikian, semakin mereka mencoba untuk tidur, maka mereka justru merasa frustasi dan tertekan sehingga semakin susah tidur.

Gangguan tidur termasuk salah satu permasalahan medis yang paling sering dijumpai. Seseorang yang mengalami gangguan tidur biasanya akan bangun dalam kondisi yang tidak segar. Tidak tercukupinya kebutuhan tidur akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang serius karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, dan emosi. Jika berkepanjangan, akibat lebih lanjutnya adalah terjadi gangguan fisik dan mental yang parah, dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Ada beberapa tips terapi tanpa obat untuk mengatasi susah tidur.
Beberapa contoh terapi non obat, antara lain :
  1. Stimulus control therapy, yaitu terapi dengan meninggalkan tempat tidur jika tidak bisa tidur dalam waktu 20 menit, selanjutnya boleh kembali lagi ke tempat tidur hanya jika sudah mengantuk sekali. Selain itu, tidak diperkenankan melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan tidur ketika berada di tempat tidur, seperti membaca buku misalnya.
  2. Paradoxical intention therapy. Pada terapi ini dilakukan latihan untuk mengatasi kecemasan tidak bisa tidurnya dengan tetap berjaga. Cara ini akan menurunkan perhatian tentang akibat kurang tidur sehingga bisa menurunkan kecemasan.
  3. Relaxation therapy, yaitu dengan merilekskan otot-otot dengan tujuan menurunkan ketegangan.
  4. Sleep restriction therapy. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tidur, yaitu dengan cara mengurangi waktu di atas tempat tidur untuk waktu tidur total rata-rata (jumlah waktu tidur yang benar-benar digunakan untuk tidur). Pada dasarnya, seseorang yang mengalami insomnia menghabiskan lebih banyak waktu di atas tempat tidur dalam upaya untuk tidur lebih lama, padahal kondisi semacam ini justru akan menimbulkan frustasi.
  5. Temporal control therapy. Terapi ini mengharuskan untuk bangun pada waktu yang sama setiap harinya, dengan mengabaikan berapa lama waktu tidurnya. Selama menjalani terapi ini, pasien diminta tidak tidur siang untuk sementara waktu.
  6. Sleep hygiene. Yaitu dengan melakukan relaksasi, hanya ke tempat tidur jika benar-benar lelah atau mengantuk, menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur, hindari kafein (kopi) 4-6 jam sebelum tidur, tidak merokok dan minum alkohol, hindari lingkungan tidur yang tidak kondusif (kotor, cahaya yang terlalu terang, bising), kurangi minum sebelum tidur, hindari makan berat, hindari latihan fisik atau aktivitas berat sampai larut malam, mandi air hangat 20 menit sebelum tidur, dan jangan melihat jam terlampau sering.
Sekian artikel tentang cara mengatasi susah tidur (insomnia) ini semoga bermanfaat untuk anda semua.

Selamat Hari Batik Nasional 2 oktober 2013

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Hal ini berdasar...